………….”Se-1.000.000 (sejuta) “Lavender”……….
Musim hujan telah tiba, suka tidak suka kita harus menerima kehadirannya dengan lapang dada…Bagi sebagian orang datangnya “musim hujan” adalah suatu anugerah “Ilahi”..atau…”berkah”….tapi bagi sebagian orang mungkin sebuah hal yang “dilematis”. Bukannya menolak hadirnya musim hujan…tetapi mereka dengan penuh perasaan”was-was” dan “khawatir”, berpikir untuk menjawab segudang pertanyaan klasik yang harus mereka pecahkan.
Apakah musim hujan akan mendatangkan musibah”banjir?”, apakah musim hujan akan mengganggu aktivitas rutin mereka? atau musim hujan akan mendatangkan berbagai macam penyakit?!?
Bagi masyarakat Jakarta terutama yang berdomisili disekitar alur Kali Ciliwung mungkin dengan datangnya musim hujan, mereka bersiap-siap untuk menerima datangnya banjir. Entah banijr karena "intensitas hujan tinggi", yang berakibat meluapnya Kali Ciliwung, atau juga karena “banjir kiriman” dari Bogor.
Ok, Kita lupakan hal banjir yang mungkin para pakar sudah memikirkannya. Untuk sejenak, kita pikirkan hal yang sangat penting yang harus kita pecahkan bersama. Setiap kali musim hujan selalu berbarengan dengan munculnya penyakit “demam berdarah”. Demam berdarah menyerang siapa saja, tidak peduli apakah itu berasal dari kalangan pejabat, pengusaha atau rakyat biasa. Mungkin segala cara telah dicoba untuk mengurangi dampak yang diakibatkan mewabahnya penyakit demam berdarah.
“Rumah sakit” dengan “tim dokter” nya berusaha untuk “melayani dengan penanganan terbaik” agar pasien yang terkena demam berdarah dapat segera cepat sembuh. Para Petugas Penyuluh Kesehatan “tak henti-hentinya” untuk memaparkan bahaya dan dampak demam berdarah berikut cara pencegahannya. Bagi pihak-pihak terkait, apakah dari Kelurahan, dari Petugas RW atau dari pihak RT berupaya dengan teknik “fogging” atau pengasapan dari rumah ke rumah beserta lingkungannya, pemberantasan sarang nyamuk dan berbagai cara lainnya…
Tapi dari berbagai cara yang sudah ditempuh, mungkin ada “satu pertanyaan” yang menggelitik pikiranku atau dapat dikatakan sebuah ide konyol dan sok-sok an. Ketika muncul kalimat hijau, lingkungan, “global warming” atau apalah yang semua pada latah untuk mengusulkan atau melaksanakan “Gerakan Sejuta Pohon”. Semua berusaha dan turun ke lapangan untuk mengaplikasikan apa yang mereka lontarkan. Apakah hal tersebut hanya sekedar latah ataupun juga bagian dari sebuah “trend”?
Berangkat dari sepenggal kalimat “Gerakan Sejuta Pohon” itulah, akan mungkinkah ada suatu “Gerakan Penanaman Sejuta Tanaman Bunga Lavender”. Atau namanya mungkin bukan sebuah gerakan tetapi semacam "anjuran dan himbauan" untuk bersama-sama menanam Bunga Lavender di setiap rumah beserta lingkungannya. Atau bisa semacam "kewajiban" terhadap siapapun, mengingat kegunaan tanaman lavender sangat bagus untuk mengurangi dampak penyebaran demam berdarah.
Beberapa hal keistimewaan tanaman Bunga Lavender:
- Pada abad ke-14 di Eropa Lavender digunakan menangkal wabah penyakit yang sedang melanda.
- Pengusir nyamuk
- Bunga lavender merupakan bahan baku 'lotion' antinyamuk
- Aromaterapi
- Menu masakan
- Obat memar
- Bunga berwarna ungu, berukuran kecil sangat menarik untuk dijadikan penghias rumah, halaman dan lingkungan
Mengingat begitu banyaknya manfaat Bunga Lavender apakah kita tidak tergugah untuk bersama-sama menanam bunga lavender di rumah kita dan di lingkungan sekitar kita tinggal. Atau kalau kita mempunyai lahan agak luas kita "membudidayakan Bunga Lavender!!!!!"
Minggu 2009-03-15 05:17
sumber:
http://siegethetower.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Lavender
http://www.republika.co.id/berita/25269/Bunga_Lavender_Efektif_Usir_Nyamuk
0 komentar:
Posting Komentar